Arifin
Wartawan HARIAN BANGSA di Situbondo
Sejak hari Rabu (22/7) Mega Susi Ningsih (19), berbaring di ruang perwatan Paviliun Dahlia RSUD Situbondo, untuk menjalani proses awal penyembuhan penyakit anehnya tersebut. Apa saja yang dialaminya setelah diangkat dari kebiasaan sehari-harinya?
Belum ada perkembangan signifikan dari upaya medis yang dilakukan, namun, keluarga semakin bernafas lega, setelah dijanjikan kalau pihak RSUD akan menanggung semua biaya pengobatan gadis tersebut, hingga sang gadis bisa sembuh total.
Ada rumor, jika nantinya RSUD Situbondo tidak mampu untuk melakukan proses penyembuhan, tidak tangung-tanggung, Ningsih akan dirujuk ke rumah sakit dr Soetomo Surabaya. Biayanya pun akan ditanggung alias gratis.
Namun, keseriusan RSUD untuk bisa menyembuhkan Ningsih nampaknya akan sia-sia, baru satu hari dirawat, keluarga yang menunguinya sudah meminta agar Ningsih dirawat jalan.
Dengan demikian, keinginan keluarga agar untuk bisa menyembuhkan anak Gadis itu memang sangat kurang. Terbukti, Kamis (23/7) gadis itu terpaksa dibawa pulang ke rumahnya, karena keluarga terus merengek.
“Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Keluarganya sampai nangis-nangis meminta Ningsih dibawa pulang,” kata Humas RSUD Situbondo Imam Hidayat kepada HARIAN BANGSA, kemarin.
Padahal, selain biaya pengobatan, semua biaya makan keluarga yang menungguinya sudah ditanggung pihak rumah sakit, namun upaya tersebut tetap saja sia-sia, karena keluarga beralasan tidak betah tinggal di rumah sakit.
Semakin tragis saja, kisah gadis pasangan Munasip dan Ernanik ini, Kendatipun Ningsih sudah dibawa pulang, pihak rumah sakit berjanji akan melakukan perawatan jalan. “Kami akan berkoordinasi dengan dinas kesehatan agar Puskesmas setempat mau menurunkan tenaga medisnya, agar Ningsih bisa berobat jalan,” tambah Imam lagi.
Informasi lainya menyebutkan, kalau Ningsih menderita retradasi mental alias kecerdasan kurang, penyakit semacam itu, tambah Imam, bisa disembuhkan dengan cara yang lama.
Salah satu penyembuhannya adalah pengobatan rutin serta meningkat perhatian terhadap anak, jika tidak dilakukan, maka penyakit akan semakin memburuk.
Seperti diketahui, selama menderita penyakit ini, Ningsih bisa dibilang kurang mendapatkan perhatian keluarga, maklum, Ernanik ibunya bekerja sebagai TKW ke Malaysia, sementara Munasip berjualan minyak wangi keliling, dan baru malam hari tiba di rumah.
“Kalau pengobata dilakukan, tetapi perhatian etrhadap anak itu tidak dilakukan, maka pengobatan akan sia-sia saja, oleh karenanya, terapi untuk kesembuhan Ningsih, ya harus diperhatikan terus-menerus, semacam menggunakan baby sister,” pungkas Imam lagi.
Belum ada perkembangan signifikan dari upaya medis yang dilakukan, namun, keluarga semakin bernafas lega, setelah dijanjikan kalau pihak RSUD akan menanggung semua biaya pengobatan gadis tersebut, hingga sang gadis bisa sembuh total.
Ada rumor, jika nantinya RSUD Situbondo tidak mampu untuk melakukan proses penyembuhan, tidak tangung-tanggung, Ningsih akan dirujuk ke rumah sakit dr Soetomo Surabaya. Biayanya pun akan ditanggung alias gratis.
Namun, keseriusan RSUD untuk bisa menyembuhkan Ningsih nampaknya akan sia-sia, baru satu hari dirawat, keluarga yang menunguinya sudah meminta agar Ningsih dirawat jalan.
Dengan demikian, keinginan keluarga agar untuk bisa menyembuhkan anak Gadis itu memang sangat kurang. Terbukti, Kamis (23/7) gadis itu terpaksa dibawa pulang ke rumahnya, karena keluarga terus merengek.
“Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Keluarganya sampai nangis-nangis meminta Ningsih dibawa pulang,” kata Humas RSUD Situbondo Imam Hidayat kepada HARIAN BANGSA, kemarin.
Padahal, selain biaya pengobatan, semua biaya makan keluarga yang menungguinya sudah ditanggung pihak rumah sakit, namun upaya tersebut tetap saja sia-sia, karena keluarga beralasan tidak betah tinggal di rumah sakit.
Semakin tragis saja, kisah gadis pasangan Munasip dan Ernanik ini, Kendatipun Ningsih sudah dibawa pulang, pihak rumah sakit berjanji akan melakukan perawatan jalan. “Kami akan berkoordinasi dengan dinas kesehatan agar Puskesmas setempat mau menurunkan tenaga medisnya, agar Ningsih bisa berobat jalan,” tambah Imam lagi.
Informasi lainya menyebutkan, kalau Ningsih menderita retradasi mental alias kecerdasan kurang, penyakit semacam itu, tambah Imam, bisa disembuhkan dengan cara yang lama.
Salah satu penyembuhannya adalah pengobatan rutin serta meningkat perhatian terhadap anak, jika tidak dilakukan, maka penyakit akan semakin memburuk.
Seperti diketahui, selama menderita penyakit ini, Ningsih bisa dibilang kurang mendapatkan perhatian keluarga, maklum, Ernanik ibunya bekerja sebagai TKW ke Malaysia, sementara Munasip berjualan minyak wangi keliling, dan baru malam hari tiba di rumah.
“Kalau pengobata dilakukan, tetapi perhatian etrhadap anak itu tidak dilakukan, maka pengobatan akan sia-sia saja, oleh karenanya, terapi untuk kesembuhan Ningsih, ya harus diperhatikan terus-menerus, semacam menggunakan baby sister,” pungkas Imam lagi.
www.harianbangsa.com